MSI Mega Player 516 Manuel d'utilisateur Page 13

  • Télécharger
  • Ajouter à mon manuel
  • Imprimer
  • Page
    / 13
  • Table des matières
  • MARQUE LIVRES
  • Noté. / 5. Basé sur avis des utilisateurs
Vue de la page 12
OPINION
ZATNI ARBI
Zatni Arbi
Pengamat teknologi
informasi.
25PC Media, 07/2005
Asosiasi industri GSM sedunia, GSM Association, punya misi mempercepat pertumbuhan
cakupan jaringan telepon selular di planet bumi ini. Mereka lalu mendorong vendor-
vendor pembuat handset untuk mengembangkan dan memasarkan model-model yang
harganya sangat murah, khususnya untuk pasar-pasar yang baru mulai tumbuh. Target
mereka adalah handset dengan harga di bawah US$40. Bahkan, sesudah itu, harga hand-
set-handset kelas pemula ini diharapkan bisa turun terus hingga di bawah US$30.
Jalan pikiran mereka sebenarnya sederhana saja. Bila sebuah handset baru dapat
diperoleh dengan US$40 atau sekitar Rp375.000 bila dihitung dengan kurs yang berlaku
saat ini, akan semakin banyak orang yang mampu membelinya termasuk di desa dan daerah
pedalaman. Apalagi kalau nanti harganya benar-benar telah sampai di bawah US$30 atau
sekitar Rp280.000. Model-model ini tidak perlu dilengkapi fitur-fitur canggih. Soalnya,
diperkirakan bahwa mayoritas pemakai hanya memerlukannya untuk sambungan suara.
Handset-handset ini juga diperkirakan akan menjadi alternatif bagi telepon kabel,
yang membutuhkan investasi berlipat kali lebih besar daripada jaringan ponsel.
Bukanlah Sekadar Impian
Harapan Asosiasi GSM ini ternyata mendapat respon positif dari vendor handset Motorola.
Menurut laporan Informa Telecoms & Media, Motorola C115 yang termurah di tiga negara—
Cina, India, dan Indonesia. Di Indonesa, menurut laporan mereka, Motorola C115 ini termurah
dengan harga hanya US$49.52. Di India, harganya sedikit lebih mahal, yaitu US$57.50. Di
Cina, Motorola C201 menjadi handset ketiga termurah dengan harga US$67.15, sementara
yang benar-benar paling murah di sana adalah Xelibri2 dari Siemens yang harganya US$61.71.
Harga-harga ini adalah harga-harga bulan Maret yang lalu dan saya terima akhir bulan
Mei. Sebagai bagian dari program Emerging Market Handsets (EMH), Asosiasi GSM memang
telah menugaskan Motorola untuk mendistribusikan sekitar 6 juta ponsel sangat murah
untuk tahun 2005 ini saja. Pembuat handset lainnya dari Asia—terutama Cina—tentu juga
mengincar segmen kelas pemula ini. Tidak sulit membayangkan bahwa nanti akan ada
banyak pilihan. Belum lagi handset-handset bekas, karena orang-orang kota yang berduit
rata-rata mengganti handset mereka sekali setiap 18 bulan.
Namun, perlu diingat bahwa harga ponsel yang sangat terjangkau hanyalah satu
faktor yang dapat membantu mempercepat perluasan jaringan ponsel. Orang bisa saja
punya dua atau tiga ponsel di kantongnya, tetapi kalau mereka tidak sanggup membayar
biaya pulsa, ketiga ponsel di kantong hanya akan jadi barang mainan saja.
Biaya pulsa yang lebih fleksibel jelas dibutuhkan untuk mempercepat perluasan
cakupan layanan. Biaya pemakaian yang lebih rendah di daerah yang kurang mampu
adalah faktor yang lebih menentukan dibandingkan harga handset yang murah.
Dampak telekomunikasi pada percepatan pertumbuhan perekonomian tidak perlu
diragukan lagi. Tetapi kalau operator jaringan ponsel di daerah tidak bisa lebih bersabar
dan mau menunggu lebih lama untuk kembalinya investasi mereka dan terus mengejar
peningkatan penerimaan dari masing-masing pelanggan (average revenue per user atau
ARPU), maka akan sulit bagi kita mengharapkan program semacam “ponsel rakyat” ini akan
berhasil mendatangkan perubahan bagi kehidupan orang-orang di desa-desa dan daerah
terpencil di luar pulau Jawa.
...harga ponsel yang
sangat terjangkau
hanyalah satu faktor yang
dapat membantu
mempercepat perluasan
jaringan ponsel. Orang
bisa saja punya dua atau
tiga ponsel di kantongnya,
tetapi kalau mereka tidak
sanggup membayar biaya
pulsa, ketiga ponsel di
kantong hanya akan jadi
barang mainan saja.
Program Handset Murah: Akan Berhasilkah?
Vue de la page 12
1 2 ... 8 9 10 11 12 13

Commentaires sur ces manuels

Pas de commentaire